Pemandangan Pelabuah Kalimas tempo dulu.
-------------
Pelabuhan Kalimas adalah
sebuah pelabuhan tradisional di Kota Surabaya yang sampai sekarang masih
digunakan sebagai tempat bongkar/muat barang-barang, terutama dari kapal-kapal
kayu, tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Pelabuhan ini cukup menarik untuk
dikunjungi karena masih
adanya kapal-kapal tradisional (kapal kayu) yang
menjadi sarana transportasi perdagangan.
Kapal-Pinisi kayu sedang bersandar di Pelabuhan
Kalimas masa kini.
--------------------
Tempo dulu, kapal-kapal
dagang berukuran besar hanya bisa berlalu di Selat Madura saja tapi agak
mendekati perairan Surabaya .
Lantas, untuk membongkar atau memuat barang-barang kargonya digunakanlah
tongkang-tongkang atau kapal-kapal kecil. Setelah kapal-kapal kecil itu memuat
barang di tengah laut, dengan gesitnya kapal-kapal itu menelusuri Sungai
Kalimas hingga mencapai pelabuhan utama yang pada waktu itu merupakan pelabuhan
Kota Surabaya. Lokasi pelabuhan utama tersebut merupakan jantung perdagangan kota Surabaya .
Dekat dengan pelabuhan tersebut ada sebuah jalan bernama Heeresentraat
(sekarang berada disekitar Jalan Rajawali dan Jalan Kembang Jepun) yang
merupakan sentral bisnis bongkar muat. Di antara kedua jalan itu, sudah ada
jembatan yang membentang di atas Sungai Kalimas. Jembatan itulah yang disebut
Roode Brug atau Jembatan Merah. Kala itu Pelabuhan Tanjung Perak belum ada,
sementara pelabuhan lautnya berada di muara Sungai Kalimas. Daerah sepanjang
Kalimas terbagi menjadi 2 bagian, yaitu Westerkade Kalimas (sebelah Barat
Kalimas) dan Osterkade Kalimas (sebelah Timur Kalimas), atau biasa disebut
warga Surabaya daerah kulon kali dan wetan kali. Daerah wetan kali merupakan
daerah perdagangan, mulai dari Kembang Jepun, Cantikan, Kapasan, hingga kearah
utara Jalan K.H. Mansyur (Pegirian, Nyamplungan dan lain sebagainya). Yang
termasuk daerah kulon kali antara lain jalan Gresik, Kalisosok dan disekitar
Tanjung Perak Barat. (id.wikipedia )